Selasa, 22 Mei 2012

JENIS PERALATAN SAR


Peralatan SAR adalah merupakan bagian penting bagi res­cuer ketika melaksanakan pertolongan terhadap korban musibah dilapangan, sehingga dengan dukungan peralatan yang memadai akan membantu proses pertolongan dan selanjutnya akan meningkatkan prosentasi keberhasilan operasi.


Peralatan SAR ini diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu:
1. Peralatan perorangan
Terdiri atas Peralatan pokok perorangan dan Peralatan pendukung perorangan;
2. Peralatan beregu.
Terdiri atas Peralatan pokok beregu dan Peralatan pendukung beregu;


Dengan klasifikasi ini akan memberikan kemudahan dalam memilah ketika melakukan penyimpanan maupun penyiapan untuk operasi.


Untuk mendukung kegiatan dan operasi SAR, serta dalam rangka mendukung Siaga SAR, Kantor-kantor SAR telah dilengkapi dengan peralatan SAR, meskipun belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan sesuai persyaratan mengingat keterbatasan anggaran dan biaya operasional. Peralatan SAR masing-masing Kantor SAR sedikit berbeda jenis maupun jumlahnya, tergantung lokasi dan kondisi setempat.


PERALATAN KOMUNIKASI

Salah satu komponen pfasilitas SAR yang memegang kunci peranan penting dalam pelaksanaan kegiatan SAR adalah Sistem Komunikasi SAR. Sistem komunikasi ini tidak lepas dari
semua jenis peralatan komunikasi yang digunakan sebagai sarana pertukaran informasi balk berupa voice maupun data dalam kegiatan SAR. Sistem komunikasi yang digelar mempunyai fungsi:


1. Jaringan Penginderaan Dini
Komunikasi sebagai sarana penginderaan dini dimaksudkan agar setiap musibah pelayaran dan/atau penerbangan dan/ atau bencana dan/ atau musibah lainnya dapat dideteksi sedini m
ungkin, supaya usaha pencarian, pertolongan dan penyelamatan dapat dilaksanakan dengan cepat. Oleh karena itu setiap informasi/musibah yang diterima harus mempunyai kemampuan dalam hal kecepatan, kebenaran dan aktualitasnya. Implementasi sistem komunikasi harus mengacu path peraturan internasional yaitu peraturan IMO untuk memonitor musibah pelayaran dan peraturan ICAO untuk memonitor musibah penerbangan.
Pada tahun 1994 BASARNAS memperoleh bantuan pi njaman lunak dari pemerintah Kanada untuk pengadaan peralatan monitoring musibah. Peralatan tersebut berfungsi sebagai alat deteksi dini signal yang mengindikasikan lokasi musibah, alat-alat tersebut adalah LUT (Local User Terminal) yaitu berupa perangkat stasiun bumi kecil yang mengolah data dari Cospas dan SARSAT.


2. Jaring Koordinasi
Komunikasi sebagai sarana koordinasi, dimaksudkan untuk dapat berkoordinasi dalam mendukung kegiatan operasi SAR baik internal antara Kantor Pusat BASARNAS dengan Kantor SAR dan antar Kantor SAR, dan eksternal dengan instansi/ organisasi berpotensi SAR dan RCCs negara tetangga secara cepat dan tepat.


3. Jaring Komando dan Pengendalian
Komunikasi sebagai sarana komando dan pengendalian, dimaksu
dkan untuk mengendalikan unsur-unsur yang terlibat dalam operasi SAR.


4. Jaring Pembinaan, Administrasi dan Logistik
Jaring ini digunakan oleh BASARNAS untuk pembinaan Kantor SAR dalam pelaksanaan pembinaan dan administrasi perkantoran.
Peralatan komunikasi yang dimiliki BASARNAS dan Kantor SAR sebagai berikut :
  • Fixed Line Telecommunication
  • Radio Communication (HFNHF)
  • AFTN Automatic message switching
Dengan dilengkapinya radio VHF Air band dan Marine band, memungkinkan untuk memonitor penerbangan dan pelayaran.


Saka Bhayangkara Prambanan pun masih satu indukan dengan Kwartir Cabang Sleman dengan Frekuensi 149690HZ.

Selasa, 24 April 2012

SURVIVAL




1. Pengantar
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil didik perlu adanya suatu bekal kemampuan yang professional melalui jalur pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan merupakan suatu jalan atau langkah positif untuk membentuk anggota Polri yang professional sehingga nantinya mampu mengatasi masalah-masalah atau kendala-kendala yang akan dihadapi di lapangan. kendala-kendala yang sering dihadapi di lapangan antara lain adalah adanya suatu situasi perjuangan untuk mempertahankan hidup karena faktor kendala lapangan, cuaca, dan iklim sehingga hal tersebut merupakan suatu ancaman yang perlu diatasi dengan kesiapan pengetahuan, mental, fisik dan kesehatan yang prima. Dengan demikian untuk menghadapi berbagai kesulitan tersebut perlu adanya latihan bertahan hidup ( survival ).

2. Standar Kompetensi
Memahami dan melaksanakan bertahan hidup di hutan (Survival Hutan).

PENGERTIAN BERTAHAN HIDUP (SURVIVAL), FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB, ASPEK PSIKOLOGIS PADA SITUASI SURVIVAL, MOTIVASI SURVIVAL, FAKTOR-FAKTOR PENTING UNTUK TETAP HIDUP, TEKANAN YANG TIMBUL PADA SITUASI SURVIVAL DAN MASALAH YANG DIHADAPI.

Kompetensi dasar
Memahami beberapa hal yang berhubungan dengan bertahan hidup ( survival )

Indikator Hasil Belajar
1. Menyebutkan pengertian Survival
2. Menjelaskan pengertian Survival 
3. Menyebutkan faktor-faktor Penyebab Survival
4. Memaparkan aspek psykologis pada situasi Survival
5. Menjelaskan motivasi Survival
6. Menyebutkan faktor-faktor penting untuk tetap hidup
7. Menjelaskan tekanan-tekanan yang timbul pada situasi Survival
8. Menerangkan permasalahan yang dihadapi saat melaksanakan survival 
9. Menerangkan permasalahan yang dihadapi saat melaksanakan survival 
10. Menjelaskan bentuk medan.
11. Menjelaskan jenis medan.


1. Pengertian bertahan hidup (Survival) 

1.1. Pengertian Survival
Survival berasal dari kata “SURVIVE” yang artinya berjuang untuk hidup. Faktor keberhasilan dalam survival adalah faktor “Mental” karena hanya berkat mental yang tinggi kita bisa keluar dari segala kesulitan. Latihan survival, dapat juga dikatakan sebagai latihan “membajakan Mental Manusia” (membuat mental seseorang sekeras baja).
Secara umum, “Survival” adalah tindakan yang paling awal bagi mahluk hidup untuk mempertahankan hidupnya dari berbagai ancaman, dimana makluk hidup melakukan sesuatu tindakan untuk melindungi dirinya dari berbagai ancaman agar tetap hidup.

1.2. Pengertian Survival hutan
Survival hutan adalah suatu tindakan mempertahankan hidup dari berbagai ancaman binatang buas dan kondisi alam untuk kelangsungan hidup dalam situasi dan kondisi terdesak.

2. Faktor-faktor Penyebab Survival
§ Kehabisan perlengkapan/perbekalan dari suatu perjalanan.
§ Kecelakaan dalam suatu perjalanan dengan pesawat udara atau kapal laut.
§ Tersesat di suatu daerah asing atau rawan.
§ Meloloskan diri di suatu daerah yang belum dikenal.
§ Lingkungan suatu daerah yang belum dikenal.
§ Hal-hal lain yang belum pasti (kekurangan pangan, kekurangan oksigen, dll).
§ Kondisi terjepit oleh ancaman binatang buas dan kondisi alam.
§ Tersesat di suatu pantai.
§ Keterbatasan perbekalan / perlengkapan.
§ Lingkungan yang belum dikenal.

3. Aspek psykologis pada situasi Survival
§ Penyelesaian situasi survival, membutuhkan tingkat emosi dan kepercayaan sehingga dapat menyelesaikan problema mempertahankan hidup.
§ Menyadari akan kepentingan hidup, sehingga dapat mempetahankan hidup, maka perlu mengatasi beberapa problema dalam situasi survival.

4. Motivasi Survival
Problema mengenai lingkungan gunung, rimba, laut merupakan suatu pengetahuan, sehingga setiap problema yang timbul pada situasi survival dapat dihadapi dengan tenang serta sikap yang positif.

5. Faktor-faktor penting untuk tetap hidup
§ Adanya kemauan yang besar untuk tetap hidup.
§ Kondisi fisik dan alat alat yang dapat membantu.
§ Kondisi mental untuk mengatasi rasa takut, sunyi, tersesat atau rasa jenuh.
§ Pengetahuan dan pengalaman.
6. Tekanan-tekanan yang timbul pada situasi Survival
6.1. Stress mental dan fisik (panik dan kelelahan / kurang tidur)
6.2. Ketakutan :
Untuk mengatasi rasa takut, maka perlu belajar mengatasi rasa takut terhadap alam, Misalnya :
§ Membuat perlindungan terhadap teriknya matahari atau hujan.
§ Menampung air hujan
§ Mencari sesuatu untuk dimakan, dll.
6.3. Sunyi :
Perasaan ini timbul karena adanya kesempatan melamun, memberikan kesempatan pada pikiran untuk berhayal yang akhirnya menimbulkan pikiran-pikiran jahat. Cara mengatasi perasaan ini dengan cara melakukan kegiatan, humor sendiri, dan usahakan untuk gembira sekalipun ini berat untuk dilaksanakan.
6.4. Rasa tersesat :
Buatlah catatan, hari, tanggal, minggu, yang telah berlalu ingatlah perjalanan anda tiap hari berapa jauh, kemana anda bergerak.
6.5. Rasa jemu :
Waktu yang terluang adalah musuh yang sangat kuat dan berbahaya bagi mental setiap orang yang terpisah dari orang-orang lain.
6.6. Rasa haus, ini ditimbulkan karena rasa takut.
6.7. Rasa lapar, disebabkan oleh rasa takut dan rasa haus yang dapat menimbulkan efek kurang gizi.
6.8. Rasa panas dan dingin karena cuaca.
6.9. Rasa bosan (masa bodoh depresi-frustasi)
6.10. Rasa terisolasi ( sunyi dan terkurung sendiri )
6.11. Kelainan tingkah laku (tergantung situasi dan kondisi survival)
6.12. Penyusunan situasi survival membutuhkan tingkat kekuatan emosi dan spririt yang tinggi, kepercayaan terhadap agama sangat berpengaruh dalam memperbesar kekuatan emosi dan spirit untuk tetap hidup, dimana :
§ Setiap orang mempunyai kewajiban moral dan etik untuk mengatasinya.
§ Kekuatan untuk mengatasi rasa takut dan keraguan, harus datang dari diri sendiri.
§ Kepercayaan kepada diri sendiri akan memperbesar kemauan hidup.
§ Kepercayaan kepada Tuhan YME / Agama merupakan sumber kekuatan pribadi dalam mengatasi tekanan yang timbul pada situasi survival.

7. Permasalahan yang dihadapi saat melaksanakan survival 
7.1. Keadaan Alam :
§ Cuaca : Dingin, angin, hujan, basah, kering, 
panas dll.
§ Medan : Tebing, Lembah, Hutan, Sungai, 
Gunung, rawa dll.
7.2. Masalah diri sendiri : fisik dan mental.
7.3. Masalah mahluk hidup lainnya :
§ Musuh / manusia (apabila dalam keadaan perang).
§ Binatang ataupun tumbuhan.


8. Kondisi medan survival
8.1. Bentuk Medan :
8.1.1. Untuk mengetahui tinggi rendahnya medan, dikenal dengan:
§ Medan mendatar
§ Medan tidak datar.
8.1.2. Untuk mengetahui adanya rintangan-rintangan yang dapat mempengaruhi lintasan perjalanan dikenal dengan :
§ Medan terpotong
§ Medan tidak terpotong
8.1.3. Untuk mengetahui adanya pandangan medan dikenal dengan :
§ Medan tertutup
§ Medan terbuka
8.1.4. Dalam kenyataannya di lapangan, bentuk medan yang sempurna seperti tersebut di atas jarang dijumpai, kebanyakan merupakan gabungan dari bentuk tersebut.

8.2. Jenis Medan :
8.2.1. Hutan Pantai (0-50 m dpl) terdiri dari :
§ Hutan payau (bakau / Mangrove)
§ Hutan pantai yang tidak tergenang air
§ Hutan rawa
§ Hutan gambut
8.2.2. Hutan dataran rendah (50-500 m dpl) terdiri dari :
§ Hutan rimba
§ Hutan belukar
§ Hutan musim (monsoon)
§ Hutan rumput (savanna)
8.2.3. Hutan pegunungan ( di atas 500 m dpl ) terdiri dari :
§ Hutan hujan pegunungan
§ Hutan lumut
§ Hutan kerdir
§ Padang rumput.

Untuk lebih lengkapnya bisa di downoad disini